Sabtu, 26 April 2014

Kata-Kata Mutiara Tere Liye


 “Ibu, rasa nyaman selalu membuat orang-orang sulit berubah. Celakanya, kami sering kali tidak tahu kalau kami sudah terjebak oleh perasaan nyaman itu... Padahal di luar sana, di tengah hujan deras, petir, guntur, janji kehidupan yang lebih baik boleh jadi sedang menanti. Kami justru tetap bertahan di pondok reot dengan atap rumbia yang tampias di mana-mana, merasa nyaman, selalu mencari alasan untuk berkata tidak atas perubahan, selalu berkata 'tidak'...

Ibu, rasa takut juga selalu membuat orang-orang sulit berubah. Celakanya, kami sering kali tidak tahu kalau hampir semua yang kami takuti hanyalah sesuatu yang bahkan tidak pernah terjadi... Kami hanya gentar oleh sesuatu yang boleh jadi ada, boleh jadi tidak. Hanya mereka-reka, lantas menguntai ketakutan itu, bahkan kami tega menciptakan sendiri rasa takut itu, menjadikannya tameng untuk tidak mau berubah.”
 ― Tere Liye, Moga Bunda Disayang Allah

 “Gadis kecil itu benar sekali.. mengapa dunia diciptakan dengan penuh perbedaan. Yang satu dilebihkan dari yang lain... ada yang bisa melihat. Bisa mendengar, ada juga yang tidak. Ada yang cerdas, ada yang tidak. Apakah semua itu adil? Apakah takdir itu adil? Padahal bukankah semua pembeda itu hanyalah semu. Tidak hakiki. Ketika sang waktu menghabisi segalanya, bukankah semua manusia sama...”
 ― Tere Liye, Moga Bunda Disayang Allah   

“Hidup harus terus berlanjut,tidak peduli seberapa menyakitkan atau membahagiakan, biar waktu yg menjadi obat”
 ― Tere Liye, Ayahku (Bukan) Pembohong

 “Penjajah itu tidak tahu kekuatan bersabar. Kekuatan ini bahkan lebih besar dibandingkan peledak berhulu nuklir. Alam semesta selalu bersama orang-orang yang sabar.”
 ― Tere Liye, Ayahku (Bukan) Pembohong

 “Dengan kesederhanaan hidup bukan berati tidak ada kebahagian, kebahagian ada pada seberapa besar keberartian hidup kita untuk hidup orang lain dan sekitar, yap seberapa besar kita menginspirasi mereka. Kebahagian ada pada hati yang bersih, lapang dan bersyukur dalam setiap penerimaan...:)”
 ― Tere Liye, Ayahku (Bukan) Pembohong 

  “Mereka siap dengan kekalahan, sama siapnya menyambut hari kemenangan.”
 ― Tere Liye, Ayahku (Bukan) Pembohong

“Mereka menjalani hidup dgn sebenar-benarnya hidup itu harus dijalani, mengalir apa adanya.”
 ― Tere Liye, Ayahku (Bukan) Pembohong 

“Apa kata pepatah, hidup harus terus berlanjut, tak peduli seberapa menyakitkan atau seberapa membahagiakan, biarkan waktu yang menjadi obat.”
 ― Tere Liye, Ayahku (Bukan) Pembohong

“Mengerti bahwa memaafkan itu proses yang menyakitkan. MEngerti, walau menyakitkan itu harus dilalui agar langkah kita menjadi jauh lebih ringan. Ketahuilah, memaafkan orang lain sebenarnya jauh lebih mudah dibandingkan memaafkan diri sendiri.”
 ― Tere Liye, Sunset Bersama Rosie

“Tak Peduli seberapa membahagiakan atau menyedihkan, hidup harus terus berlanjut. Waktulah yang selalu menepati janji dan berbaik hati mengobati segalanya.”
 ― Tere Liye, Sunset Bersama Rosie

“ada banyak cara menikmati sepotong kehidupan saat kalian sedang tertikam belati sedih. salah satunya dengan menerjemahkan banyak hal yang menghiasi dunia dengan cara tak lazim. saat melihat gumpalan awan di angkasa. saat menyimak wajah-wajah lelah pulang kerja. saat menyimak tampias air yang membuat bekas di langit-langit kamar. dengan pemahaman secara berbeda maka kalian akan merasakan sesuatu yang berbeda pula. memberikan kebahagiaan utuh -yang jarang disadari- atas makna detik demi detik kehidupan.”
 ― Tere Liye, Sunset Bersama Rosie

“sungguh tidak ada mawar yang tumbuh di tegarnya karang”
 ― Tere Liye, Sunset Bersama Rosie

“Aku harus menyibukkan diri. Membunuh dengan tega setiap kali kerinduan itu muncul. Ya Tuhan, berat sekali melakukannya…. Sungguh berat, karena itu berarti aku harus menikam hatiku setiap detik.”
 ― Tere Liye, Sunset Bersama Rosie

“Terkadang kesedihan memerlukan kesendirian, meskipun seringkali kesendirian mengundang kesedihan tak tertahankan.”
 ― Tere Liye, Kisah Sang Penandai

“Tapi apalagi yang membuat hati berdesir selain pertemuan yang tidak disengaja ?”
 ― Tere Liye, Kisah Sang Penandai

“Pecinta sejati tidak akan pernah menyerah sebelum kematian itu sendiri datang menjemput dirinya.”
 ― Tere Liye, Kisah Sang Penandai

 “Daun yang jatuh tak pernak membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.”
 ― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

 “Orang yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.”
 ― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin    

 “Kebaikan itu memang tak selalu harus berbentuk sesuatu yang terlihat.”
 ― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

“Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya.

Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.

Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.”
 ― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

“Cinta adalah perbuatan. Kata-kata dan tulisan indah adalah omong kosong.”
 ― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah

  “Berasumsi dengan perasaan, sama saja dengan membiarkan hati kau diracuni harapan baik, padahal boleh jadi kenyataannya tidak seperti itu, menyakitkan.”
 ― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah

“Cinta hanyalah segumpal perasaan dalam hati. Sama halnya dengan gumpal perasaan senang, gembira, sedih, sama dengan kau suka makan gilau kepala ikan, suka mesin. Bedanya, kita selama ini terbiasa mengistimewakan gumpal perasaan yang disebut cinta. Kita beri dia porsi lebih penting, kita bersarkan, terus menggumpal membesar. Coba saja kau cuekin, kau lupakan, maka gumpal cinta itu juga dengan cepat layu seperti kau bosan makan gulai kepala ikan.”
 ― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah

  “Cinta itu macam musik yang indah. Bedanya, cinta sejati akan membuatmu tetap menari meskipun musiknya telah lama berhenti.”
 ― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah

“Nak, perasaan itu tidak sesederhana satu tambah satu sama dengan dua. Bahkan ketika perasaan itu sudah jelas bagai bintang di langit, gemerlap indah tak terkira, tetap saja dia bukan rumus matematika. Perasaan adalah perasaan.”
 ― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah

  “perasaan adalah perasaan, meski secuil, walau setitik hitam di tengah lapangan putih luas, dia bisa membuat seluruh tubuh jadi sakit, kehilangan selera makan, kehilangan semangat, hebat sekali benda bernama perasaan itu, dia bisa membuat harimu berubah cerah dalam sekejap padahal dunia sedang mendung, dan di kejap berikutnya mengubah harimu jadi buram padahal dunia sedang terang benderang”
 ― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah

“Ibu, usiaku dua puluh dua, selama ini tidak ada yang mengajariku tentang perasaan-perasaan, tentang salah paham, tentang kecemasan, tentang bercakap dengan seorang yang diam-diam kau kagumi. Tapi soer ini, meski dengan menyisakan banyak pertanyaan, aku tahu, ada momen penting dalam hidup kita ketika kau benar-benar merasa ada sesuatu yang terjadi di hati. Sesuatu yang tidak pernah bisa dijelaskan. Sayangnya, sore itu juga menjadi sore perpisahanku, persis ketika perasaan itu mulai muncul kecambahnya.”
 ― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah

“Cinta sejati selalu menemukan jalan, Borno. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirudung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Tidak usahlah kau gulana, wajah kusut. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya.”
 ― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah

“Nah, walau tiga suku bangsa ini punya kampung sendiri, kampung Cina, kampung Dayak, dan kampung Melayu, kehidupan di Pontianak berjalan damai. Cobalah datang ke salah satu rumah makan terkenal di kota Pontianak, kalian dengan mudah akan menemukan tiga suku ini sibuk berbual, berdebat, lantas tertawa bersama—bahkan saling traktir. “Siapa di sini yang berani bilang Koh Acong bukan penduduk asli Pontianak?” demikian Pak Tua bertanya takzim.”
 ― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah

 “Perasaan adalah perasaan, Borno. Orang seperti kau, lebih suka rusuh dengan perasaan itu sendiri. Rusuh dengan harapan, semoga besok bertemu, semoga besok ada penjelasan baiknya. Semoga. Semoga.”
 ― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah

 “Jika dia memutuskan untuk pergi menjauh, itu berarti sudah saatnya kau memulai kesempatan baru. Percayalah, jika dia memang cinta sejati kau, mau semenyakitkan apa pun, mau seberapa sulit liku yang harus dilalui, dia tetap akan bersama kau kelak, suatu saat nanti. Langit selalu punya skenario terbaik. Saat itu belum terjadi, bersabarlah. Isi hari-hari dengan kesempatan baru. Lanjutkan hidup dengan segenap perasaan riang.”
 ― Tere Liye, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah 

 “Buku yang baik tidak pernah dilihat dari sampulnya, bukan?”
 ― Tere Liye, Eliana

“Anak kijang loncat berlari.
Senang bermain di padang ilalang.
Dasar kau seorang pencuri.
Mencuri hatiku bukan kepalang.”
 ― Tere Liye, Eliana

“Jika kalian tidak bisa ikut golongan yang memperbaiki, maka setidaknya, janganlah ikut golongan yang merusak. Jika kalian tidak bisa berdiri di depan menyerukan kebaikan, maka berdirilah di belakang. Dukung orang orang yang mengajak pada kebaikan dengan segala keterbatasan. Itu lebih baik.”
 ― Tere Liye, Eliana

 “Tidak semua yang kita inginkan harus terjadi seketika. Kita tidak hidup di dunia dongeng.”
 ― Tere Liye, Eliana

Tidak selalu yang kita pikirkan itu benar. Tidak selalu yang kita sangkakan itu kebenaran. Kalau kita tidak mengerti alasan sebenarnya bukan berarti semua jadi buruk dan salah menurut versi kita sendiri.”
 --Tere Liye, novel Eliana

 “Cinta bukan sekedar memaafkan. cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya. cinta adalah harga diri. cinta adalah rasionalitas sempurna.

Jika kau memahami cinta adalah perasaan irasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. kau dengan mudah membenarkan apapun yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut. tidak lebih, tidak kurang”
 ― Tere Liye, Sepotong Hati Yang Baru

“Kau tidak harus minta maaf. Meskipun seharusnya kau tahu, sehari setelah kau memutuskan pergi, aku telah membujuk hatiku agar tegar. Tetapi percuma. Menyakitkan. Semua itu membuat sesak. Kalimat itu mungkin benar, ada seseorang dalam hidupmu yang ketika ia pergi, maka ia juga membawa sepotong hatimu. Alysa, kau pergi. Dan kau bahkan membawa lebih dari separuh hatiku.”
 ― Tere Liye, Sepotong Hati Yang Baru

"Maka saat kebenaran itu datang, ia bagai embun yang terkena cahaya matahari. Bagai debu yang disiram air. Musnah sudah semua harapan-harapan palsu itu. Menyisakan kesedihan. Salah siapa? Mau menyalahkan orang lain?"   
― Tere Liye, Sepotong Hati Yang Baru        

“Suatu saat jika kau beruntung menemukan cinta sejatimu. Ketika kalian saling bertatap untuk pertama kalinya, waktu akan berhenti. Seluruh semesta alam takzim menyampaikan salam. Ada cahaya keindahan yang menyemburat, meggetarkan jantung. Hanya orang - orang yang beruntung yang bisa melihat cahaya itu, apalagi berkesempatan bisa merasakannya.”
 ― Tere Liye, Berjuta Rasanya

“..ajarkan aku untuk selalu memiliki hati yang cantik, hati yang cantik… Tidak peduli meski orang-orang tidak pernah sekali pun menyadari kecantikan hati tersebut.”
 ― Tere Liye, Berjuta Rasanya

“Ya Tuhan, aku sempurna tertikam oleh ilusiku sendiri. Pengkhianatan oleh hatiku yang sibuk meguntai simpul pertanda cinta.”
 ― Tere Liye, Berjuta Rasanya

  “Mungkin ada benarnya juga buku - buku itu bilang. Orang - orang yang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan oleh hatinya sendiri.”
 ― Tere Liye, Berjuta Rasanya

 “Percayalah, hal yang paling menyakitkan di dunia bukan saat kita lagi sedih banget tapi nggak ada satupun teman untuk berbagi. Hal yang paling menyakitkan adalah saat kita lagi happy banget tapi justru nggak ada sat pun tema untuk membagi kebahagiaan tersebut.”
 ― Tere Liye, Berjuta Rasanya

“Kakek, apakah cinta itu memberi, seperti yang selalu Kakek lakukan saat memberi makan ayam - ayam?"

"Tidak. Karena kau selalu bisa memberi tanpa sedikitpun memiliki perasaan cinta, tetapi kau takkan pernah bisa mencintai tanpa selalu memberi.”
 ― Tere Liye, Berjuta Rasanya

“Ya, cinta seperti hantu. Semua orang membicarakannya, tetapi sedikir sekali yang benar - benar pernah melihatnya.”
 ― Tere Liye, Berjuta Rasanya

“Kakek, apakah cinta itu seperti musik?"

"Ya. Ia seperti musik, tetapi cinta sejati akan membuatmu selalu menari meskipun musiknya telah lama berhenti.”
 ― Tere Liye, Berjuta Rasanya

 “Kakek, dari kota manakah cinta datang?"

"Tidak ada yang tahu, Sayang. Cinta sejati datang begitu saja, tanpa satu alasan apapun yang jelas!”
 ― Tere Liye, Berjuta Rasanya

“Apakah cinta sejati itu? Apakah ia sebentuk perasaan yang tidak bisa dibagi lagi? Apakah ia sejenis kata akhir sebuah perasaan? Tidak akan bercabang? Tidak akan membelah diri lagi? Titik? Penghabisan? Bukankah lazim seseorang jatuh cinta lagi padahal sebelumya sudah berjuta kali bilang ke pasangan - pasangan lamanya, "Ia adalah cinta sejatiku!”
 ― Tere Liye, Berjuta Rasanya

“Kakek apakah cinta sesejuk air sungai ini?"

"Ya. Cinta sejati memang seperti air sungai, sejuk menyenangkan, dan terus mengalir. Mengalir terus ke hilir tidak pernah berhenti. Semakin lama semakin besar karena semakin lama semakin banyak anak sungai yang bertemu. Begitu juga cinta, semakin lama mengalir semakin besar batang perasaannya."

"Kalau begitu ujung sungai ini pasti ujung cinta itu?"

"Cinta sejati adalah perjalanan, Sayang. Cinta sejati tak pernah memiliki tujuan.”
 ― Tere Liye, Berjuta Rasanya

“Kakeknya berbohong. Cinta tidak seperti air sungai, sejuk, dan menyenangkan. Baginya, sekarang cinta lebih sepert moncong meriam. Sesaat lalu melontarkannya tinggi sekali hingga ke atas awan, tetapi sekejap kemudian menghujamkannya dalam - dalam ke perut bumi.”
 ― Tere Liye, Berjuta Rasanya


 “Tidak seperti waktu, relativitas nasib sudah diterjemahkan dengan maju oleh manusia di seluruh muka bumi melalui ukuran tertentu, yang sayang sekali ukuran tersebut mutlak berasal dari kesepakatan mereka.”
 ― Tere Liye, Berjuta Rasanya 
  “Lantas aku apa? Cillean Filleta? Makhluk yang tidak memerlukan pasangan untuk bereproduksi selama hidupnya? Makhluk yang ditakdirkan jomblo sepanjang usianya? Hiks!”
 ― Tere Liye, Berjuta Rasanya

 “Cinta memang tidak pernah adil," keluhnya terluka.”
 ― Tere Liye, Berjuta Rasanya

“Ketika satu kota dipenuhi orang miskin, kejahatan yang terjadi hanya level rendah, perampokan, mabuk-mabukan, atau tawuran. Kaum proletar seperti ini mudah diatasi, tidak sistematis dan jelas tidak memiliki visi misi, tinggal digertak, beres. Bayangkan ketika kota dipenuhi orang yang terlalu kaya, dan terus rakus menelan sumber daya di sekitarnya. Mereka sistematis, bisa membayar siapa saja untuk menjadi kepanjangan tangan, tidak takut dengan apapun. Sungguh tidak ada yang bisa menghentikan mereka selain sistem itu sendiri yang merusak mereka.”
 ― Tere Liye, Negeri Para Bedebah 

“...Penjelasan akan tiba pada waktu yg pas, tempat yg cocok, dan dari orang yg tepat.”
 ― Tere Liye, Negeri Di Ujung Tanduk

  “Kau tahu, Nak, sepotong intan terbaik dihasilkan dari dua hal, yaitu, suhu dan tekanan yang tinggi di perut bumi. Semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi tekanan yang diperolehnya, maka jika dia bisa bertahan, tidak hancur, dia justeru berubah menjadi intan yang berkilau tiada tara. Keras. Kokoh. Mahal harganya.

 “Sama halnya dengan kehidupan, seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasannya, jika kita bisa bertahan, tidak hancur, maka kita akan tumbuh menjadi seseorang berkarakter laksana intan. Keras. Kokoh."
 --Negeri Di Ujung Tanduk, novel paling baru Tere Liye

 “Wahai, wanita-wanita yang hingga usia tiga puluh, empat puluh, atau lebih dari itu, tapi belum juga menikah (mungkin kerana kekurangan fizikal, tidak ada kesempatan, atau tidak pernah 'terpilih' di dunia yang amat keterlaluan mencintai harta dan penampilan wajah.) Yakinlah, wanita-wanita solehah yang sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan indah, bersedekah dan berkongsi, berbuat baik dan bersyukur. Kelak di hari akhir sungguh akan menjadi bidadari-bidadari syurga. Dan khabar baik itu pastilah benar, bidadari syurga parasnya cantik luar biasa.”
 ― Tere Liye, Bidadari Bidadari Surga

“Bukankah kepercayaan itu sebuah rasionalitas ilmiah?”
 ― Tere Liye, Bidadari Bidadari Surga

“Jika kita ibaratkan, maka peradaban manusia persis seperti roda. terus berputar. Naik-turun. Mengikuti siklusnya.”
 ― Tere Liye, Bidadari Bidadari Surga

 “Filosofi padi, "semakin berisi maka padi akan semakin merunduk", maknanya "semakin kita merasa bisa maka kita harus bisa semakin merasa”
 ― Tere Liye, Pukat

 “Ya Rabb, Engkaulah alasan semua kehidupan ini. Engkaulah penjelasan atas semua kehidupan ini. Perasaan itu datang dariMu. Semua perasaan itu juga akan kembali kepadaMu. Kami hanya menerima titipan. Dan semua itu ada sungguh karenaMu...
Katakanlah wahai semua pencinta di dunia. Katakanlah ikrar cinta itu hanya karenaNya. Katakanlah semua kehidupan itu hanya karena Allah. Katakanlah semua getar-rasa itu hanya karena Allah. Dan semoga Allah yang Maha Mencinta, yang Menciptakan dunia dengan kasih-sayang mengajarkan kita tentang cinta sejati.
Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk merasakan hakikatNya.
Semoga Allah sungguh memberikan kesempatan kepada kita untuk memandang wajahNya. Wajah yang akan membuat semua cinta dunia layu bagai kecambah yang tidak pernah tumbuh. Layu bagai api yang tak pernah panas membakar. Layu bagai sebongkah es yang tidak membeku. ”
 ― Tere Liye, Hafalan Shalat Delisa

“Maha Suci Engkau Ya Allah, yang telah menciptakan perasaan. Maha Suci Engkau yang telah menciptakan ada dan tiada. Hidup ini adalah penghambaan. Tarian penghambaan yang sempurna. Tak ada milik dan pemilik selain Engkau. Tak ada punya dan mempunyai selain Engkau.
Tetapi mengapa Kau harus menciptakan perasaan? Mengapa Kau harus memasukkan bongkah yang disebut dengan "perasaan" itu pada mahkluk ciptaanMu? Perasaan kehilangan...perasaan memiliki...perasaan mencintai...
Kami tak melihat, Kau berikan mata; kami tak mendengar, Kau berikan telinga; Kami tak bergerak, Kau berikan kaki. Kau berikan berpuluh-puluh nikmat lainnya. Jelas sekali, semua itu berguna! Tetapi mengapa Kau harus menciptakan bongkah itu? Mengapa Kau letakkan bongkah perasaan yang seringkali menjadi pengkhianat sejati dalam tubuh kami. Mengapa? ”
 ― Tere Liye, Hafalan Shalat Delisa 

 “saudara-saudara kita menjadi tameng api neraka kita , maka berbuat baiklah pada mereka ...sungguh, saudara kita akan menjadi penghalang siksa dan azab himpitan liang kubur..”
 ― Tere Liye, Hafalan Shalat Delisa

 “Delisa cinta ummi karena Allah.”
 ― Tere Liye, Hafalan Shalat Delisa

 “Bagi manusia, hidup itu juga sebab-akibat, Ray. Bedanya, bagi manusia sebab-akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan orang lain mengakibatkan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi, kemudian entah pada siklus yang keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu.... Saling mempengaruhi, saling berinteraksi.... Sungguh kalau kulukiskan peta itu maka ia bagai bola raksasa dengan benang jutaan warna yang saling melilit, saling menjalin, lingkar-melingkar. Indah. Sungguh indah. Sama sekali tidak rumit.”
 ― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu

 “Begitulah kehidupan, Ada yang kita tahu, ada pula yang tidak kita tahu. Yakinlah, dengan ketidak-tahuan itu bukan berarti Tuhan berbuat jahat kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu itu sendiri.”
 ― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu

“Andaikata semua kehidupan ini menyakitkan, maka di luar sana pasti masih ada sepotong bagian yang menyenangkan. Kemudian kau akan membenak pasti ada sesuatu yang jauh lebih indah dari menatap rembulan di langit. Kau tidak tahu apa itu, karna ilmumu terbatas. Kau hanya yakin , bila tidak di kehidupan ini suatu saat nanti pasti akan ada yang lebih mempesona dibanding menatap sepotong rembulan yang sedang bersinar indah.”
 ― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu 

“Hanya orang-orang dengan hati damailah yang boleh menerima kejadian buruk dengan lega.”
 ― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu

“Semua orang selalu diberikan kesempatan untuk kembali. Sebelum mau menjemput, sebelum semuanya benar-benar terlambat. Setiap manusia diberikan kesempatan mendapatkan penjelasan atas berbagai pertanyaan yang mengganjal hidupnya.”
 ― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu

“Orang-orang yang memiliki tujuan hidup, tahu persis apa yg hendak dicapainya, maka baginya semua kesedihan yang dialaminya adalah tempaan, harga tujuan tersebut. Dan sebaliknya.”
 ― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu

“kebahagiaan adalah kesetiaan.. setia atas indahnya merasa cukup.. setia atas indahnya berbagi.. setia atas indahnya ketulusan berbuat baik..”
 ― Tere Liye, Moga Bunda Disayang Allah

 “Benarlah. Jika kalian sedang bersedih, jika kalian sedang terpagut masa lalu menyakitkan, penuh penyesalah seumur hidup, salah satu obatnya adalah dengan menyadari masih banyak orang lain yang lebih sedih dan mengalami kejadian lebih menyakitkan dibandingkan kalian. Masih banyak orang lain yang tidak lebih beruntung dibandingkan kita. Itu akan memberikan pengertian bahwa hidup ini belum berakhir. Itu akan membuat kita selalu meyakini : setiap makhluk berhak atas satu harapan.”
 ― Tere Liye, Moga Bunda Disayang Allah


Berikut daftar novel Tere Liye, Klik disini . Semoga bermanfaat.

Novel Darwis Tere Liye

Tere Liye lahir dan tumbuh dewasa di pedalaman Sumatera. Ia lahir pada tanggal 21 mei 1979. Tere Liye menikah dengan Ny.Riski Amelia dan di karunia seorang putra bernama Abdullah Pasai.  Ia berasal dari keluarga sederhana yang orang tuanya berprofesi sebagai petani biasa. Anak ke enam dari tujuh bersaudara ini sampai saat ini telah menghasilkan 14 karya. Bahkan beberapa di antaranya telah di angkat ke layar lebar.

Berikut saya tulis karya Tere Liye, semoga bisa menjadi bahan referensi : 

Ø Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (Gramedia Pustaka Umum,2010)
Ø Pukat (Penerbit Republika, 2010)
Ø Burlian (Penerbit Republika, 2009)
Ø Hafalan Sholat Delisa (Penerbit Republika, 2005)
Ø Moga Bunda Disayang Allah(Penerbit Republika, 2005)
Ø The Gogons Series : James & Incridible Incodents (Gramedia Pustaka Umum, 2006)
Ø Bidadari-Bidadari Surga (Penerbit Republika, 2008)
Ø Sang Penandai (Penerbit Serambi, 2007)
Ø Rembulan Tenggelam di Wajahmu (Grafindo 2006 & Republika 2009)
Ø Mimpi-Mimpi Si Patah Hati (Penerbit AddPrint, 2005)
Ø Cintaku Antara Jakarta dan Kualal Lumpur (Penerbit AddPrint, 2006)
Ø Senja Bersama Rosie (Penerbit Grafindo, 2008)
Ø Eliana, Serial Anak-Anak Mamak

Kamis, 24 April 2014

LANGKAH-LANGKAH MENDESAIN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

DESAIN PEMBELAJARAN
Pengertian Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
Sementara itu desain pembelajaran sebagai proses menurut Syaiful Sagala (2005:136) adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran unuk menjamin kualitas pembelajaran. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan.
Dengan demikian dapat disimpulkan desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas.
Komponen Utama Desain Pembelajaran
Komponen utama dari desain pembelajaran adalah:
1. Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh pembelajar.
2. Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat.
3. Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari
4. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar. Bahan Ajar, adalah format materi yang akan diberikan kepada pembelajar
5. Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi yang sudah dikuasai atau belum.
Teori-teori Pembelajaran dalam Desain Pembelajaran
Penelitian terkini mengatakan bahwa lingkungan pembelajaran yang bermedia teknologi dapat meningkatkan nilai para pelajar, sikap mereka terhadap belajar, dan evaluasi dari pengalaman belajar mereka. Teknologi juga dapat membantu untuk meningkatkan interaksi antar pengajar dan pelajar, dan membuat proses belajar yang berpusat pada pelajar (student oriented). Dengan kata lain, penggunaan media menggunakan audio visual atau komputer media dapat membantu siswa itu memperoleh pelajaran bermanfaat. Guru sebagai pengembang media pembelajaran harus mengetahui perbedaan pendekatan-pendekatan dalam belajar agar dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran harus dipilih untuk memotivasi para pembelajar, memfasilitasi proses belajar, membentuk manusia seutuhnya, melayani perbedaan individu, mengangkat belajar bermakna, mendorong terjadinya interaksi, dan memfasilitasi belajar kontekstual,

Terdapat beberapa teori belajar yang melandasi penggunaan teknologi/komputer dalam pembelajaran yaitu teori behaviorisme, kognitifisme dan konstruktivisme.
1. Teori Behaviorisme
Behaviorisme memandang fikiran sebagai „kotak hitam” dalam merespon rangsangan yang dapat diobsevasi secara kuantitatif, sepenuhnya mengabaikan proses berfikir yang terjadi dalam otak. Kelompok ini memandang tingkah laku yang dapat diobservasi dan diukur sebagai indikator belajar. Implementasi prinsip ini dalam mendesain suatu media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Siswa harus diberitahu secara eksplisit outcome belajar sehingga mereka dapat mensetting harapan-harapan mereka dan menentukan apakah dirinya telah mencapai outcome dari pembelajaran online atau tidak.
b. Pembelajar harus diuji apakah mereka telah mencapai outcome pembelajaran atau tidak. Tes dilakukan untuk mencek tingkat pencapaian pembelajar dan untuk memberi umpan balik yang tepat.
c. Materi belajar harus diurutkan dengan tepat untuk meningkatkan belajar. Urutan dapat dimulai dari bentuk yang sederhana ke yang kompleks, dari yang diketahui sampai yang tidak diketahui dan dari pengetahuan sampai penerapan.
d. Pembelajar harus diberi umpan balik sehingga mereka dapat mengetahui bagaimana melakukan tindakan koreksi jika diperlukan.
2. Teori Kognitivisme
Kognitivisme membagi tipe-tipe pembelajar, yaitu: 1) Pembelajar tipe pengalaman-konkret lebih menyukai contoh khusus dimana mereka bisa terlibat dan mereka berhubungan dengan teman-temannya, dan bukan dengan orang-orang dalam otoritas itu; 2) Pembelajar tipe observasi reflektif suka mengobservasi dengan teliti sebelum melakukan tindakan; 3) Pembelajar tipe konsepsualisasi abstrak lebih suka bekerja dengan sesuatu dan symbol-simbol dari pada dengan manusia. Mereka suka bekerja dengan teori dan melakukan analisis sistematis. 4) Pembelajar tipe eksperimentasi aktif lebih suka belajar dengan melakukan paktek proyek dan melalui kelompok diskusi. Mereka menyukai metode belajar aktif dan berinteraksi dengan teman untuk memperoleh umpan balik dan informasi. Implementasi prinsip ini dalam mendesain suatu media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Materi pembelajaran harus memasukan aktivitas gaya belajar yang berbeda, sehingga siswa dapat memilih aktivitas yang tepat berdasarkan kecenderungan gaya berlajarnya.
b. Sebagai tambahan aktivitas, dukungan secukupnya harus diberikan kepada siswa dengan perbedaan gaya belajar. Siswa dengan perbedaan gaya belajar memiliki perbedaan pilihan terhadap dukungan, sebagai contoh, assimilator lebih suka kehadiran instruktur yang tinggi. Sementara akomodator lebih suka kehadiran instruktur yang rendah.
c. Informasi harus disajikan dalam cara yang berbeda untuk mengakomodasi berbedaan individu dalam proses dan memfasilitasi transfer ke long-term memory.
d. Pembelajar harus dimotivasi untuk belajar, tanpa memperdulikan sebagaimana efektif materi, jika pembelajar tidak dimotivasi mereka tidak akan belajar.
e. Pada saat belajar, pembelajar harus diberi kesempatan untuk merefleksi apa yang mereka pelajari. Bekerja sama dengan pembelajar lain, dan mengecek kemajuan mereka.
f. Psikologi kognitif menyarankan bahwa pembelajar menerima dan memproses informasi untuk ditransfer ke long term memory untuk disimpan.
3. Teori Konstruktivisme
Penekanan pokok pada konstruktivis adalah situasi belajar, yang memandang belajar sebagai yang kontekstual. Aktivitas belajar yang memungkinkan pembelajar mengkontekstualisasi informasi harus digunakan dalam mendesain sebuah media pembelajaran. Jika informasi harus diterapkan dalam banyak konteks, maka strategi belajar yang mengangkat belajar multi-kontekstual harus digunakan untuk meyakinkan bahwa pembelajar pasti dapat menerapkan informasi tersebut secara luas. Belajar adalah bergerak menjauh dari pembelajaran satu-cara ke konstruksi dan penemuan pengetahuan. Implementasi pada online learning adalah sebagai berikut:
a. Belajar harus menjadi suatu proses aktif. Menjaga pembelajar tetap aktif melakukan aktivitas yang bermakna menghasilkan proses tingkat tinggi, yang memfasilitasi penciptaan makna personal.
b. Pembelajar mengkonstruksi pengetahuan sendiri bukan hanya menerima apa yang diberi oleh instruktur. Konstruksi pengetahuan difasilitasi oleh pembelajaran interaktif yang bagus, karena siswa harus mengambil inisiatif untuk berinteraksi dengan pembelajar lain dan dengan instruktur, dan karena agenda belajar dikontrol oleh pembelajar sendiri.
c. Bekerja dengan pembelajar lain memberi pembelajar pengalaman kehidupan nyata melalui kerja kelompok, dan memungkinkan mereka menggunakan keterampilan metakognitif mereka.
d. Pembelajar harus diberi control proses belajar.
e. Pembelajar harus diberi waktu dan kesempatan untuk refleksi. Pada saat belajar online siswa perlu merefleksi dan menginternalisasi informasi.
f. Belajar harus dibuat bermakna bagi siswa. Materi belajar harusmemasukan contoh-contoh yang berhubungan dengan pembelajar sehingga mereka dapat menerima informasi yang diberikan.
g. Belajar harus interaktif dan mengangkat belajar tingkat yang lebih tinggi dan kehadiran sosial, dan membantu mengembangkan makna personal. Pembelajar menerima materi pelajaran melalui teknologi, memproses informasi, dan kemudian mempersonalisasi dan mengkontekstualisasi informasi tersebut.
Model-model Desain Pembelajaran
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar.
Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE. Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah model hannafin and peck.
Satu lagi adalah model beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekolah, dll. contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai model prosedural dan model melingkar. Contoh dari model prosedural adalah model Dick and Carrey sementara contoh model melingkar adalah model Kemp.
Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan kita, beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi di lapangan, selain itu juga, kita dapat mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model yang telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan mengembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki.
Beberapa contoh dari model-model diatas akan diuraikan secara lebih jelas berikut ini:
1. Model Dick and Carrey
Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985). Model ini termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–langkah Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey adalah:
a. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
b. Melaksanakan analisi pembelajaran
c. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
d. Merumuskan tujuan performansi
e. Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
f. Mengembangkan strategi pembelajaran
g. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
h. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
i. Merevisi bahan pembelajaran
j. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Model Dick and Carey terdiri dari 10 langkah. Setiap langkah sangat jelas maksud dan tujuannya sehingga bagi perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk mempelajari model desain yang lain. Kesepuluh langkah pada model Dick and Carey menunjukan hubungan yang sangat jelas, dan tidak terputus antara langkah yang satu dengan yang lainya. Dengan kata lain, system yang terdapat pada Dick and Carey sangat ringkas, namun isinya padat dan jelas dari satu urutan ke urutan berikutnya.
Langkah awal pada model Dick and Carey adalah mengidentifikasi tujuan pembelajaran. Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran tertentu di mana tujuan pembelajaran pada kurikulum agar dapat melahirkan suatu rancangan pembangunan.
Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata pelajaran dimaksudkan agar (1) pada awal proses pembelajaran anak didik atau siswa dapat mengetahui dan mampu melakukan hal–hal yang berkaitan dengan materi pada akhir pembelajaran, (2) adanya pertautan antara tiap komponen khususnya strategi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dikehendaki, (3) menerangkan langkah–langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perencanaan desain pembelajaran.
2. Model Kemp
Model Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar jika ditunjukkan dalam sebuah diagram. Secara singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah bahan ajar, yaitu:
a. Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya;
b. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain;
c. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;
d. Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;
e. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;
f. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan;
g. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran;
h. Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif
3. Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
Analyze Learners
States Objectives
Select Methods, Media, and Material
Utilize Media and materials
Require Learner Participation
Evaluate and Revise
a. Analisis Pelajar
Menurut Heinich et al (2005) jika sebuah media pembelajaran akan digunakan secara baik dan disesuaikan dengan ciri-ciri oelajar, isi dari pelajaran yang akan dibuatkan medianya, media dan bahan pelajaran itu sendiri. Lebih lanjut Heinich, 2005 menyatakan sukar untuk menganalisis semua cirri pelajar yang ada, namun ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal pelajar sesuai .berdasarkan cirri-ciri umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar
b. Menyatakan Tujuan
Menyatakan tujuan adalah tahapan ketika menentukan tujuan pembelajaran baik berdasarkan buku atau kurikulum. Tujuan pembelajaran akan menginformasikan apakah yang sudah dipelajari anak dari pengajaran yang dijalankan. Menyatakan tujuan harus difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari
c. Pemilihan Metode, media dan bahan
Heinich et al. (2005) menyatakan ada tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah terakhir adalah memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.
d. Penggunaan Media dan bahan
Menurut Heinich et al (2005) terdapat lima langkah bagi penggunaan media yang baik yaitu, preview bahan, sediabahan, sedikan persekitaran, pelajar dan pengalaman
pembelajaran.
e. Partisipasi Pelajar di dalam kelas
Sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi.
f. Penilaian dan Revisi
Sebuah media pembelajaran yang telah siap perlu dinilai untuk menguji keberkesanan dan impak pembelajaran. Penilaian yang dimaksud melibatkan beberaoa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan pelajar.
4. Model ADDIE
Ada satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generik yaitu model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement- Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
1. Analysis (analisa)
2. Design (disain / perancangan)
3. Development (pengembangan)
4. Implementation (implementasi/eksekusi)
5. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Langkah 1: Analisis
Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik atau profile calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.
Langkah 2: Desain
Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blueprint).
Ibarat bangunan, maka sebelum dibangun gambar rancang bangun (blue-print) diatas kertas harus ada terlebih dahulu. Apa yang kita lakukan dalam tahap desain ini? Pertama merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang dapat kita pilih dan tentukan yang paling relevan. Disamping itu, pertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan lainlain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci.
Langkah 3: Pengembangan
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau diperlukan modul cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam tahap ini. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian
dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran yang sedang kita kembangkan.
Langkah 4: Implementasi
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan system pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misal, jika memerlukan software tertentu maka software tersebut harus sudah diinstal. Jika penataan lingkungan harus tertentu, maka lingkungan atau seting tertentu tersebut juga harus ditata. Barulah diimplementasikan sesuai skenario atau desain awal.
Langkah 5: Evaluasi
Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Misal, pada tahap rancangan, mungkin kita memerlukan salah satu bentuk evaluasi formatif misalnya review ahli untuk memberikan input terhadap rancangan yang sedang kita buat. Pada tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk yang kita kembangkan atau mungkin perlu evaluasi kelompok kecil dan lainlain.
5. Model Hanafin and Peck
Model Hannafin dan Peck ialah model desain pengajaran yang terdiri daripada tiga fase yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, dan fase pengembangan dan implementasi (Hannafin & Peck 1988). Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase. Model ini adalah model desain pembelajaran berorientasi produk.
Fase pertama dari model Hannafin dan Peck adalah analisis kebutuhan. Fase ini diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhankebutuhan dalam mengembangkan suatu media pembelajaran termasuklah di dalamnya tujuan dan objektif media pembelajaran yang dibuat, pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan oleh kelompok sasaran, peralatan dan keperluan media pembelajaran. Setelah semua keperluan diidentifikasi Hannafin dan Peck (1988) menekankan untuk menjalankan penilaian terhadap hasil itu
sebelum meneruskan pembangunan ke fase desain.
Fasa yang kedua dari model Hannafin dan Peck adalah fase desain. Di dalam fase ini informasi dari fase analisis dipindahkan ke dalam bentuk dokumen yang akan menjadi tujuan pembuatan media pembelajaran. Hannafin dan Peck (1988) menyatakan fase desain bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mendokumenkan kaedah yang paling baik untuk mencapai tujuan pembuatan media tersebut. Salah satu dokumen yang dihasilkan dalam fase ini ialah dokumen story board yang mengikut urutan aktivitas pengajaran berdasarkan keperluan pelajaran dan objektif media pembelajaran seperti yang diperoleh dalam fase analisis keperluan. Seperti halnya pada fase pertama, penilaian perlu dijalankan dalam fase ini sebelum dilanjutkan ke fase pengembangan dan implementasi.
Fase ketiga dari model Hannafin dan Peck adalah fase pengembangan dan implementasi. Hannafin dan Peck (1988) mengatakan aktivitas yang dilakukan pada fase ini ialah penghasilan diagram alur, pengujian, serta penilaian formatif dan penilaian sumatif. Dokumen story board akan dijadikan landasan bagi pembuatan diagram alir yang dapat membantu proses pembuatan media pembelajaran. Untuk menilai kelancaran media yang dihasilkan seperti kesinambungan link, penilaian dan pengujian dilaksanakan pada fase ini. Hasil dari proses penilaian dan pengujian ini akan digunakan dalam proses pengubahsuaian untuk mencapai kualitas media yang dikehendaki. Model Hannafin dan Peck (1988) menekankan proses penilaian dan pengulangan harus mengikutsertakan proses-proses pengujian dan penilaian media pembelajaran yang melibatkan ketiga fase secara berkesinambungan. Lebih lanjut Hannafin dan Peck (1988) menyebutkan dua jenis penilaian yaitu penilaian formatif
dan penilaian sumatif. Penilaian formatif ialah penilaian yang dilakukan sepanjang proses pengembangan media sedangkan penilaian
sumatif dilakukan setelah media telah selesai dikembangkan.
Daftar Bacaan
Ruhimat, Toto, (2009), “Kurikulum & Pembelajaran” jurusan kurtekpend, fakultas ilmu pendidikan, universitas pendidikan Indonesia.
Anonymous, Wikipedia Indonesia, www.wikipedia.com

download file dalam bentuk pdf klik disini

Senin, 21 April 2014

Puisi Pemberontak Widji Thukul

Sajak ibu
Ibu pernah mengusirku minggat dari rumah
Tetapi menangis ketika aku susah
Ibu tak bisa memejamkan mata
Bila adikku tak bisa tidur karena lapar
Ibu akan marah besar
Bila kami merebut jatah makan
Yang bukan hak kami
Ibuku memberi pelajaran keadilan
Dengan kasih sayang
Ketabahan ibuku
Mengubah rasa sayur murah
Jadi sedap
Ibu menangis ketika aku mendapat susah
Ibu menangis ketika aku bahagia
Ibu menangis ketika adikku mencuri sepeda
Ibu menangis ketika adikku keluar penjara
Ibu adalah hati yang rela menerima
Selalu disakiti oleh anak-anaknya
Penuh maaf dan ampun
Kasih sayang ibu
Adalah kilau sinar kegaiban tuhan
Membangkitkan haru insan
Dengan kebajikan
Ibu mengenalkan aku kepada tuhan
Solo, 1986

Sajak kepada bung dadi
Ini tanahmu juga
Rumah-rumah yang berdesakan
Manusia dan nestapa
Kampung halaman gadis-gadis muda
Buruh-buruh berangkat pagi pulang sore
Dengan gaji tak pantas
Kampung orang-orang kecil
Yang dibikin bingung
Oleh surat-surat izin dan kebijaksanaan
Dibikin tunduk mengangguk
Bungkuk
Ini tanah airmu
Di sini kita bukan turis
Solo-sorogenen, malam pemilu 87

Catatan 88
Saban malam
Dendam dipendam
Protes diam-diam
Dibungkus gurauan
Saban malam
Menyanyi menyabarkan diri
Bau tembakau dan keringat di badan
Campur aduk dengan kegelisahan
Saban malam
Mencoba bertahan menghadapi kebosanan
Menegakkan diri dengan harapan-harapan
Dan senyum rawan
Saban malam
Rencana-rencana menumpuk jadi kuburan
Solo-sorogenen, 1 september 88

Jalan slamet riyadi solo
Dulu kanan dan kiri jalan ini
Pohon-pohon asam besar melulu
Saban lebaran dengan teman sekampung
Jalan berombongan
Ke taman sriwedari nonton gajah
Banyak yang berubah kini
Ada holland bakery
Ada diskotik ada taksi
Gajahnya juga sudah dipindah
Loteng-loteng arsitektur cina
Kepangkas jadi gedung tegak lurus
Hanya kereta api itu
Masih hitam legam
Dan terus mengerang
Memberi peringatan pak-pak becak
Yang nekat potong jalan
“hei hati hati
Cepat menepi ada polisi
Banmu digembos lagi nanti!”
Solo, mei-juni 1991

Batas panggung
Kepada para pelaku
Ini adalah daerah kekuasaan kami
Jangan lewati batas ini
Jangan campuri apa yang terjadi di sini
Karena kalian penonton
Kalian adalah orang luar
Jangan rubah cerita yang telah kami susun
Jangan belokkan jalan cerita yang telah kami rencanakan
Karena kalian adalah penonton
Kalian adalah orang luar
Kalian harus diam
Panggung seluas ini hanya untuk kami
Apa yang terjadi d sini
Jangan ditawar-tawar lagi
Panggung seluas ini hanya untuk kami
Jangan coba bawa pertanyaan-pertanyaan berbahaya
Ke dalam permainan ini
Panggung seluas ini hanya untuk kami
Kalian harus bayar kami
Untuk membiayai apa yang kami kerjakan di sini
Biarkan kami menjalankan kekuasaan kami
Tontonlah
Tempatmu di situ
Solo, 21 november 91

Ceritakanlah ini kepada siapa pun
Panas campur debu
Terbawa angin ke mana-mana
Koran hari ini memberitakan
Kedungombo menyusut kekeringan
Korban pembangunan dam
Muncul kembali ke permukaan
Tanah-tanah bengkah
Pohon-pohon besar malang-melintang
Makam-makam bangkit dari ingatan
Mereka yang dulu diam
Kali ini
Cerita itu siapa akan membantah
Dasar waduk ini dulu dusun rumah-rumah
Waktu juga yang menyingkap
Retorika penguasa
Walau senjata ditodongkan kepadamu
Walau sepatu di atas kepalamu
Di atas kepalaku
Di atas kepala kita
Ceritakanlah ini kepada siapa pun
Sebab cerita ini belum tamat
Solo, 30 agustus 91

Tetangga sebelahku
Tetangga sebelahku
Pintar bikin suling bambu
Dan memainkan banyak lagu
Tetangga sebelahku
Kerap pinjam gitar
Nyanyi sama anak-anaknya
Kuping sebelahnya rusak
Dipopor senapan
Tetangga sebelahku
Hidup bagai dalam benteng
Melongok-longok selalu
Membaca bahaya
Tetangga sebelahku
Diterror masa lalu
Kalangan-solo, november 1991

Hujan
Mendung hitam tebal
Masukkan itu jemuran
Dan bantal-bantal
Periksa lagi genting-genting
Barangkali bocornya pindah
Udara gerah
Ruangan gelap
Listrik tak nyala
Mana anak kita?
Hujan akan lebat lagi nampaknya
Semoga tanpa angin keras
Burung-burung parkit itu
Masih berkicau juga dalam kandangnya
Burung-burung parkit itu
Apakah juga pingin punya rumah sendiri
Seperti kami?
Kalangan-solo, 25 november 91

Lingkungan kita si mulut besar
Lingkungan kita si mulut besar
Dihuni lintah-lintah
Yang kenyang menghisap darah keringat tetangga
Dan anjing-anjing yang taat beribadah
Menyingkiri para panganggur
Yang mabuk minuman murahan
Lingkungan kita si mulut besar
Raksasa yang membisu
Yang anak-anaknya terus dirampok
Dan dihibur film-film kartun amerika
Perempuannya disetor
Ke mesin-mesin industri
Yang membayar murah
Lingkungan kita si mulut besar
Sakit perut dan terus berak
Mencret oli dan logam
Busa dan plastik
Dan zat-zat pewarna yang merangsang
Menggerogoti tenggorokan bocah-bocah
Yang mengulum es
Limapuluh perak
Kampung kalangan-solo, desember 1991

Megatruh solidaritas
Akulah bocah cilik itu
Kini aku datang kepada dirimu
Akan kuceritakan masa kanak-kanakmu
Akulah bocah cilik itu
Yang tak berani pulang
Karena mencuri uang simbok
Untuk beli benang layang-layang
Akulah bocah cilik itu
Yang menjual gelang simbok
Dan ludes dalam permainan dadu
Akulah bocah cilik kurus itu
Yang tak pernah menang bila berkelahi
Yang selalu menangis bila bermain sepak-sepong
Aku adalah salah seorang dari bocah-bocah kucel
Yang mengoreki tumpukan sampah
Mencari sisa kacang atom
Dan sisa moto buangan pabrik
Akulah bocah bengal itu
Yang kelayapan di tengah arena sekaten
Nyrobot brondong dan celengan
Dan menangis di tengah jalan
Karena tak bisa pulang
Akulah bocah cilik itu
Yang ramai-ramai rebutan kulit durian
Dan digigit anjing ketika nonton telepisi
Di rumah bah sabun
Ya engkaulah bocah cilik itu
Sekarang umurku dua puluh empat
Ya akulah bocah cilik itu
Sekarang aku datang kepada dirimu
Karena kudengar kabar
Seorang kawan kita mati terkapar
Mati ditembak mayatnya dibuang
Kepalanya koyak
Darahnya mengental
Dalam selokan
Solo, 31 januari 1987

Catatan suram
Kucing hitam jalan pelan
Meloncat turun dari atap
Tiga orang muncul dalam gelap
Sembunyi menggenggam besi
Kucing hitam jalan pelan-pelan
Diikuti bayang-bayang
Ketika sampai di mulut gang
Tiga orang menggeram
Melepaskan pukulan
Bulan disaput awan meremang
Saksikan perayaan kemiskinan
Daging kucing pindah
Ke perut orang!
Solo, 1987

Gumam sehari-hari
Di ujung sana ada pabrik roti
Kami beli yang remah-remah
Karena murah
Di ujung sana ada tempat penyembelihan sapi
Dan kami kebagian bau
Kotoran air selokan dan tai
Di ujung sana ada perusahaan daging abon
Setiap pagi kami beli kuahnya
Dimasak campur sayur
Di pinggir jalan
Berdiri toko-toko baru
Dan macam-macam bangunan
Kampung kami di belakangnya
Riuh dan berjubel
Seperti kutu kere kumal
Terus berbiak!
Membengkak tak tercegah!
Jagalan, kalangan solo, 29 januari 1989

Catatan hari ini
Aku nganggur lagi
Semalam ibu tidur di kursi
Jam dua lebih aku menulis puisi
Aku duduk menghadap meja
Ibu kelap-kelip matanya ngitung utang
Jam enam sore:
Bapak pulang kerja
Setelah makan sepiring
Lalu mandi tanpa sabun
Tadi siang ibu tanya padaku:
Kapan ada uang?
Jam setengah tujuh malam
Aku berangkat latihan teater
Apakah seni bisa memperbaiki hidup?
Solo, juni 86

Reportase dari puskesmas
Barangkali karena ikan laut yang kumakan ya
Barangkali ikan laut. Seminggu ini
Tubuhku gatal-gatal ya.. Gatal-gatal
Karena itu dengan lima ratus rupiah aku daftarkan
Diri ke loket, ternyata cuma seratus lima puluh
Murah sekali oo.. Murah sekali! Lalu aku menunggu
Berdiri. Bukan aku saja. Tapi berpuluh-puluh
Bayi digendong. Orang-orang batuk
Kursi-kursi tak cukup maka berdirilah aku.
“sakit apa pak?”
Aku bertanya kepada seorang bapak berkaos lorek
Kurus. Bersandal jepit dan yang kemudian mengaku
Sebagai penjual kaos celana pakaian rombeng di pasar johar.
“batuk-pilek-pusing-sesek nafas
Wah! Campur jadi satu nak!”
Bayangkan tiga hari menggigil panas tak tidur
Ceritanya kepadaku. Mendengar cerita lelaki itu
Seorang ibu (40 th) menjerit gembira:
“ya ampun rupanya bukan aku saja!”
Di ruang tunggu berjejal yang sakit pagi itu
Sakit gigi mules mencret demam semua bersatu.
Jadi satu. Menunggu.
O ya pagi itu seorang tukang kayu sudah tiga hari
Tak kerja. Kakinya merah bengkak gemetar
“menginjak paku!” Katanya, meringis.
Puskesmas itu demokratis sekali, pikirku
Sakit gigi, sakit mata, mencret, kurapan, demam
Tak bisa tidur, semua disuntik dengan obat yang sama.
Ini namanya sama rasa sama rasa.
Ini namanya setiap warga negara mendapatkan haknya
Semua yang sakit diberi obat yang sama!


Semarang, 86

Pulanglah nang
Pulanglah nang
Jangan dolanan sama si kuncung
Si kuncung memang nakal
Nanti bajumu kotor lagi
Disirami air selokan
Pulanglah nang
Nanti kamu manangis lagi
Jangan dolanan sama anaknya pak kerto
Si bejo memang mbeling
Kukunya hitam panjang-panjang
Kalau makan tidak cuci tangan
Nanti kamu ketularan cacingan
Pulanglah nang
Kamu kan punya mobil-mobilan
Kapal terbang bikinan taiwan
Senapan atom bikinan jepang
Kamu kan punya robot yang bisa jalan sendiri
Pulanglah nang
Nanti kamu digebugi mamimu lagi
Kamu pasti belum tidur siang
Pulanglah nang
Jangan dolanan sama anaknya mbok sukiyem
Mbok sukiyem memang keterlaluan
Si slamet sudah besar tapi belum disekolahkan
Pulanglah nang
Pasti papimu marah lagi
Kamu pasti belum bikin pr
Belajar yang rajin
Biar nanti jadi dokter
Solo, september 86

Monumen bambu runcing
Monumen bambu runcing
Di tengah kota
Menuding dan berteriak merdeka
Di kakinya tak jemu juga
Pedagang kaki lima berderet-deret
Walau berulang-ulang
Dihalau petugas ketertiban
Semarang, 1 maret 86

Riwayat
Seperti tanah lempung
Pinggir kampung
Masa laluku kuaduk-aduk
Kubikin bentuk-bentuk
Patung peringatan
Berkali-kali
Kuhancurkan
Kubentuk lagi
Kuhancurkan
Kubentuk lagi
Patungku tak jadi-jadi
Aku ingin sempurna
Patungku tak jadi-jadi
Lihat!
Diriku makin belepotan
Dalam penciptaan
Kalangan, oktober 87

Suara dari rumah-rumah miring
Di sini kamu bisa menikmati cicit tikus
Di dalam rumah miring ini
Kami mencium selokan dan sampan
Bagi kami setiap hari adalah kebisingan
Di sini kami berdesak-desakan dan berkeringat
Bersama tumpukan gombal-gombal
Dan piring-piring
Di sini kami bersetubuh dan melahirkan
Anak-anak kami
Di dalam rumah miring ini
Kami melihat matahari menyelinap
Dari atap ke atap
Meloncati selokan
Seperti pencuri
Radio dari segenap penjuru
Tak henti-hentinya membujuk kami
Merampas waktu kami dengan tawaran-tawaran
Sandiwara obat-obatan
Dan berita-berita yang meragukan
Kami bermimpi punya rumah untuk anak-anak
Tapi bersama hari-hari pengap yang menggelinding
Kami harus angkat kaki
Karena kami adalah gelandangan
Solo, oktober 87

Catatan malam
Anjing nyalak
Lampuku padam
Aku nelentang
Sendirian
Kepala di bantal
Pikiran menerawang
Membayang pernikahan
(pacarku buruh harganya tak lebih dua ratus rupiah per jam)
Kukibaskan pikiran tadi dalam gelap makin pekat
Aku ini penyair miskin
Tapi kekasihku cinta
Cinta menuntun kami ke masa depan
Solo-kalangan, 23 februari 88

Nyanyian akar rumput
Jalan raya dilebarkan
Kami terusir
Mendirikan kampung
Digusur
Kami pindah-pindah
Menempel di tembok-tembok
Dicabut
Terbuang
Kami rumput
Butuh tanah
Dengar!
Ayo gabung ke kami
Biar jadi mimpi buruk presiden!
Juli 1988

Catatan
Udara ac asing di tubuhku
Mataku bingung melihat
Deretan buku-buku sastra
Dan buku-buku tebal intelektual terkemuka
Tetapi harganya
Ooo.. Aku ternganga
Musik stereo mengitariku
Penjaga stand cantik-cantik
Sandal jepit dan ubin mengkilat
Betapa jauh jarak kami
Uang sepuluh ribu di sakuku
Di sini hanya dapat 2 buku
Untuk keluargaku cukup buat
Makan seminggu
Gemerlap toko-toko di kota
Dan kumuh kampungku
Dua dunia yang tak pernah bertemu
Solo, 87-88

Ucapkan kata-katamu
Jika kau tak sanggup lagi bertanya
Kau akan ditenggelamkan keputusan-keputusan
Jika kau tahan kata-katamu
Mulutmu tak bisa mengucapkan
Apa maumu terampas
Kau akan diperlakukan seperti batu
Dibuang dipungut
Atau dicabut seperti rumput
Atau menganga
Diisi apa saja menerima
Tak bisa ambil bagian
Jka kau tak berani lagi bertanya
Kita akan jadi korban keputusan-keputusan
Jangan kau penjarakan ucapanmu
Jika kau menghamba pada ketakutan
Kita akan memperpanjang barisan perbudakan
Kemasan-kentingan-sorogenen

Sajak bapak tua
Bapak tua
Kulitnya coklat dibakar matahari kota
Jidatnya berlipat-lipat seperti sobekan luka
Pipinya gosong disapu angin panas
Tenaganya dikuras
Di jalan raya siang tadi
Sekarang bapak mendengkur
Dan ketika bayangan esok pagi datang
Di dalam kepalaku
Bis tingkat itu tiba-tiba berubah
Jadi ikan kakap raksasa
Becak-becak jadi ikan teri
Yang tak berdaya
Solo, juni 1987

Sajak bagong
Bagong namanya
Tantanglah berkelahi
Kepalamu pasti dikepruk batu
Bawalah whisky
Bahumu pasti ditepuk-tepuk gembira
Ajaklah omong
Tapi jangan khotbah
Ia akan kentut
Bagong namanya
Malam begadang
Subuh tidur bangun siang
Sore parkir untuk makan
Awas jangan ngebut di depan matanya
Engkau bisa dipukuli
Lalu ditinggal pergi
Ya, ya.. Bagong namanya
Pemilu kemarin besar jasanya
Bagong ya bangong
Tapi bagong sudah mati
Pada suatu pagi
Mayatnya ditemukan orang
Di tepi rel kereta api
Setahun yang lalu
Ya, ya.. Setahun yang lalu

Sajak kota
Kota macam apa yang kita bangun
Mimpi siapa yang ditanam
Di benak rakyat
Siapa yang merencanakan
Lampu-lampu menyibak
Jalan raya dilicinkan
Di aspal oleh uang rakyat
Motor-motor mulus meluncur
Merek-merek iklan
Di atap gedung
Menyala
Berjejer-jejer
Toko roti
Toko sepatu
Berjejer-jejer
Salon-salon kecantikan
Siapa merencanakan nasib rakyat?
Pemandangan
Aku pangling betul
Pada ini jalan jendral sudirman
Balaikota makin berubah
Sampai slamet riyadi-gladag
Reklame rokok berkibar-kibar
Spanduk show band
Pameran rumah murah
(tapi harganya jutaan!)
Kehingaran jalan raya
Menyolok mata
Jendral sudirman
Dihiasi slogan-slogan pembangunan
Tapi kantor pos belum berubah
Bank-bank dan gereja makin megah
Di pojok ronggowarsito
Ada aturan baru
Becak dilarang terus
(bis kota turah-turah penumpang!)
Solo, desember 87

Aku lebih suka dagelan
Di radio aku mendengar berita
Katanya partisipasi politik rakyat kita sangat menggembirakan
Tapi kudengar dari mulut seorang kawanku
Dia diinterogasi dipanggil gurunya
Karena ikut kampanye pdi
Dan di kampungku ibu rt
Tak mau menegor sapa warganya
Hanya karena ia golkar
Ada juga yang saling bertengkar
Padahal rumah mereka bersebelahan
Penyebabnya hanya karena mereka berbeda tanda gambar
Ada juga kontestan yang nyogok
Tukang-tukang becak
Akibatnya dalam kampanye banyak
Yang mencak-mencak
Di radio aku mendengar berita-berita
Tapi aku jadi muak karena isinya
Kebohongan yang tak mengatakan kenyataan
Untunglah warta berita segera bubar
Acara yang kutunggu-tunggu datang: dagelan!
Solo, 87

Sajak setumbu nasi sepanci sayur
Setumbu nasi
Sepanci sayur kobis
Renungan hari ini
Berjongkok di dapur
Angan terbuka seperti layar bioskop
Bising mesin
Bis kota merdeka berlaga di jalan raya
Becak-becak berpeluh melawan jalan raya
Siapa pengatur jalan kaki
Siapa pemerintah kaki lima
Begitu patuh mereka diusir pergi
Begitu berani mereka datang kembali
Gemuruh kota menggaru benakku
Berjongkok di dapur
Kompor kering
Kayu tempat piring-piring
Gedung-gedung beranak pinak
Nyanyian abang becak
Jika harga minyak mundhak
Simbok semakin ajeg berkelahi sama bapak
Harga minyak mundhak lombok-lombok akan mundhak
Sandang pangan akan mundhak
Maka terpaksa tukang-tukang lebon
Lintah darat bank plecit tukang kredit harus dilayani
Siapa tidak marah bila kebutuhan hidup semakin mendesak
Seribu lima ratus uang belanja tertinggi dari bapak untuk simbok
Siapa bisa mencukupi
Sedangkan kebutuhan hidup semakin mendesak
Maka simbok pun mencak-mencak:
“pak-pak anak kita kebacut metu papat lho!”
Bayaran sekolahnya anak-anak nunggak lho!”
Si penceng muntah ngising, perutku malah sudah
Isi lagi dan suk selasa pon ana sumbangan maneh
Si sebloh dadi manten!”
Jika bbm kembali menginjak
Namun juga masih disebut langkah-langkah kebijaksanaan
Maka aku tidak akan lagi memohon pembangunan
Nasib
Kepadamu duh pangeran duh gusti
Sebab nasib adalah permainan kekuasaan
Lampu butuh menyala, menyala butuh minyak
Perut butuh kenyang, kenyang butuh diisi
Namun bapak cuma abang becak!
Maka apabila becak pusaka keluarga pulang tanpa membawa uang
Simbok akan kembali mengajak berkelahi bapak.
Solo, 1984

Jalan
Aspal leleh tengah hari
Silau aku oleh sinar matahari
Gedung-gedung baru berdiri
Arsitektur lama satu-satu hilang
Dimakan pembangunan
Jalan kiri kanan dilebarkan
Becak-becak melompong di pinggiran
Yang jalan kaki
Yang digenjot
Yang jalan bensin
Semua ingin jalan
Solo, 22 november 90

Pasar malam sriwedari
Beli karcis di loket
Pengemis tua muda anak-anak
Mengulurkan tangan
Masuk arena corong-corong berteriak
Udara terang benderang tapi sesak
Di stand perusahaan rokok besar
Perempuan montok menawarkan dagangannya
Di stand jamu tradisionil
Kere-kere di depan video berjongkok
Nonton silat mandarin
Di dalam gedung wayang wong
Penonton lima belas orang
Ada pedagang kaki lima
Yang liar tak berizin
Setiap saat bisa diusir keamanan
Solo, 28 mei 86

Sajak tikar plastik-tikar pandan
Tikar plastik tikar pandan
Kita duduk berhadapan
Tikar plastik tikar pandan
Lambang dua kekuatan
Tikar plastik bikinan pabrik
Tikar pandan dianyam tangan
Tikar plastik makin mendesak
Tikar pandan bertahan
Kalian duduk di mana?
Solo, april 88

Lumut
Dalam gang pikiranku menggumam
Seperti kemarin saja
Kini los rumah yang dulu kami tempati
Jadi bangunan berpagar tembok tinggi
Aku jalan lagi
Melewati rumah yang pernah disewa
Riyanto buruh kawan sekerjaku
Ke mana lagi dia sekeluarga
Rumah itu kini gantian di sewa
Keluarga mbak nina
Kampung ini tak memiliki tanah lapang lagi
Tanah-tanah kosong sudah dibeli orang
Dalam gang
Setengah gelap setengah terang
Aku menemukan perumpamaan:
Kita ini lumut
Menempel di tembok-tembok bangunan
Berkembang di pingir-pinggir selokan
Di musim kemarau kering
Diterjang banjir
Tetap hidup
Kalau keadaan berubah
Perumpamaan boleh berubah
Menurutmu sendiri
Kita ini siapa?
Kalangan solo, 8 februari 91

Tanah
Tanah mestinya di bagi-bagi
Jika cuma segelintir orang
Yang menguasai
Bagaimana hari esok kamu tani
Tanah mestinya ditanami
Sebab hidup tidak hanya hari ini
Jika sawah diratakan
Rimbun semak pohon dirubuhkan
Apa yang kita harap
Dari cerobong asap besi
Hari ini aku mimpi buruk lagi
Seekor burung kecil menanti induknya
Di dalam sarangnya yang gemeretak
Dimakan sapi
1989-solo

Sajak tapi sayang
Kembang dari pinggir jalan
Kembang yang tumbuh di tembok
Tembok selokan
Kupindah kutanam di halaman depan
Anakku senang bojoku senang
Tapi sayang
Bojoku ingin nanam lombok
Anakku ingin kolam ikan
Tapi sayang
Setelah sewa rumah habis
Kami harus pergi
Terus cari sewa lagi
Terus cari sewa lagi
Alamat rumah kami punya
Tapi sayang
Kamu butuh tanah
25 januari 91 – solo

Gentong kosong
Parit susut
Tanah kerontang
Langit mengkilau perak
Matahari menggosongkan pipi
Gentong kosong
Beras segelas cuma
Masak apa kita hari ini?
Pakis-pakis hijau
Bawang putih dan garam
Kepadamu kami berterimakasih
Atas jawabanmu
Pada sang lapar hari ini
Gentong kosong
Airmu kering
Ciduk jatuh bergelontang
Minum apa hari ini?
Sungai-sungai pinggir hutan
Yang menolong di panas terik
Dan kalian pucuk-pucuk muda daun pohon karet
Yang mendidih bersama ikan teri di panci
Jadilah tenaga hidup kami hari ini
Dengan iris-irisan ubi keladi
Yang digoreng dengan minyak
Persediaan terakhir kami
Gentong kosong
Botol kosong
Marilah bernyanyi
Merayakan hidup ini
6 januari 97

Kucing, ikan asin dan aku
Seekor kucing kurus
Menggondol ikan asin
Laukku untuk siang ini
Aku meloncat
Kuraih pisau
Biar kubacok dia
Biar mampus!
Ia tak lari
Tapi mendongak
Menatapku
Tajam
Mendadak
Lunglai tanganku
-aku melihat diriku sendiri
Lalu kami berbagi
Kuberi ia kepalanya
(batal nyawa melayang)
Aku hidup
Ia hidup
Kami sama-sama makan
14 oktober 1996

Nonton harga
Ayo keluar keliling kota
Tak perlu ongkos tak perlu biaya
Masuk toko perbelanjaan tingkat lima
Tak beli tak apa
Lihat-lihat saja
Kalau pingin durian
Apel-pisang-rambutan-anggur
Ayo..
Kita bisa mencium baunya
Mengumbar hidung cuma-cuma
Tak perlu ongkos tak perlu biaya
Di kota kita
Buah macam apa
Asal mana saja
Ada
Kalau pingin lihat orang cantik
Di kota kita banyak gedung bioskop
Kita bisa nonton posternya
Atau ke diskotik
Di depan pintu
Kau boleh mengumbar telinga cuma-cuma
Mendengarkan detak musik
Denting botol
Lengking dan tawa
Bisa juga kau nikmati
Aroma minyak wangi luar negeri
Cuma-cuma
Aromanya saja
Ayo..
Kita keliling kota
Hari ini ada peresmian hotel baru
Berbintang lima
Dibuka pejabat tinggi
Dihadiri artis-artis ternama ibukota
Lihat
Mobil para tamu berderet-deret
Satu kilometer panjangnya
Kota kita memang makin megah dan kaya
Tapi hari sudah malam
Ayo kita pulang
Ke rumah kontrakan
Sebelum kehabisan kendaraan
Ayo kita pulang
Ke rumah kontrakan
Tidur berderet-deret
Seperti ikan tangkapan
Siap dijual di pelelangan
Besok pagi
Kita ke pabrik
Kembali bekerja
Sarapan nasi bungkus
Ngutang
Seperti biasa
18 november 96

Derita sudah naik seleher
Kaulempar aku dalam gelap
Hingga hidupku menjadi gelap
Kausiksa aku sangat keras
Hingga aku makin mengeras
Kau paksa aku terus menunduk
Tapi keputusan tambah tegak
Darah sudah kau teteskan
Dari bibirku
Luka sudah kau bilurkan
Ke sekujur tubuhku
Cahaya sudah kau rampas
Dari biji mataku
Derita sudah naik seleher
Kau Menindas Sampai Di luar batas
17 november 96

Puisi sikap
Maunya mulutmu bicara terus
Tapi telingamu tak mau mendengar
Maumu aku ini jadi pendengar terus
Bisu
Kamu memang punya tank
Tapi salah besar kamu
Kalau karena itu
Aku lantas manut
Andai benar
Ada kehidupan lagi nanti
Setelah kehidupan ini
Maka akan kuceritakan kepada semua mahkluk
Bahwa sepanjang umurku dulu
Telah kuletakkan rasa takut itu di tumitku
Dan kuhabiskan hidupku
Untuk menentangmu
Hei penguasa zalim
24 januari 97

Hari ini aku akan bersiul-siul
Pada hari coblosan nanti
Aku akan masuk ke dapur
Akan kujumlah gelas dan sendokku
Apakah jumlahnya bertambah
Setelah pemilu bubar?
Pemilu oo.. Pilu pilu
Bila hari coblosan tiba nanti
Aku tak akan pergi kemana-mana
Aku ingin di rumah saja
Mengisi jambangan
Atau mananak nasi
Pemilu oo.. Pilu pilu
Nanti akan kuceritakan kepadamu
Apakah jadi penuh karung beras
Minyak tanah
Gula
Atau bumbu masak
Setelah suaramu dihitung
Dan pesta demokrasi dinyatakan selesai
Nanti akan kuceritakan kepadamu
Pemilu oo.. Pilu pilu
Bila tiba harinya
Hari coblosan
Aku tak akan ikut berbondong-bondong
Ke tempat pemungutan suara
Aku tidak akan datang
Aku tidak akan menyerahkan suaraku
Aku tidak akan ikutan masuk
Ke dalam kotak suara itu
Pemilu oo.. Pilu pilu
Aku akan bersiul-siul
Memproklamasikan kemerdekaanku
Aku akan mandi
Dan bernyanyi sekeras-kerasnya
Pemilu oo.. Pilu pilu
Hari itu aku akan mengibarkan hakku
Tinggi tinggi
Akan kurayakan dengan nasi hangat
Sambel bawang dan ikan asin
Pemilu oo.. Pilu pilu
Sambel bawang dan ikan asin
10 november 96

Merontokkan pidato
Bermingu-minggu ratusan jam
Aku dipaksa
Akrab dengan sudut-sudut kamar
Lobang-lobang udara
Lalat semut dan kecoa
Tapi catatlah
Mereka gagal memaksaku
Aku tak akan mengakui kesalahanku
Karena berpikir merdeka bukanlah kesalahan
Bukan dosa bukan aib bukan cacat
Yang harus disembunyikan
Kubaca koran
Kucari apa yang tidak tertulis
Kutonton televisi
Kulihat apa yang tidak diperlihatkan
Kukibas-kibaskan pidatomu itu
Dalam kepalaku hingga rontok
Maka terang benderanglah
:ucapan penguasa selalu dibenarkan
Laras senapan!
Tapi dengarlah
Aku tak akan minta ampun
Pada kemerdekaan ini
11 september 96

Puisi menolak patuh
Walau penguasa menyatakan keadaan darurat
Dan memberlakukan jam malam
Kegembiraanku tak akan berubah
Seperti kupu-kupu
Sayapnya tetap indah
Meski air kali keruh
Pertarungan para jendral
Tak ada sangkut pautnya
Dengan kebahagiaanku
Seperti cuaca yang kacau
Hujan angin kencang serta terik panas
Tidak akan mempersempit atau memperluas langit
Lapar tetap lapar
Tentara di jalan-jalan raya
Pidato kenegaraan atau siaran pemerintah
Tentang kenaikkan pendapatan rakyat
Tidak akan mengubah lapar
Dan terbitnya kata-kata dalam diriku
Tak bisa dicegah
Bagaimana kau akan membungkamku?
Penjara sekalipun
Tak bakal mampu
Mendidikku jadi patuh
17 januari 97

Gunungbatu
Gunungbatu
Desa yang melahirkan laki-laki
Kuli-kuli perkebunan
Seharian memikul kerja
Setiap pagi makin bungkuk
Dijaga mandor dan traktor
Delapan ratus gaji sehari
Di rumah ditunggu
Mulut perut anak istri
Gunungbatu
Desa yang melahirkan laki-laki
Pencuri-pencuri
Menembak binatang di hutan lindung
Mengambil telur penyu
Di pantai terlarang
Demi piring nasi
Kehidupan sehari-hari
Gunungbatu
Desa terpencil jawa barat
Dipagari hutan
Dibatasi pantai-pantai cantik
Ujung genteng, cibuaya, pangumbahan
Sulit transportasi
-jakarta dekat-
Sulit komunikasi
Sejarah gunungbatu
Sejarah kuli-kuli
Sejak kolonial
Sampai republik merdeka
Sejarah gunungbatu
Sejarah kuli-kuli
Gunungbatu
Masih di tanah air ini
November 87

Suti
Suti tidak kerja lagi
Pucat ia duduk dekat amben-nya
Suti di rumah saja
Tidak ke pabrik tidak ke mana-mana
Suti tidak ke rumah sakit
Batuknya memburu
Dahaknya berdarah
Tak ada biaya
Suti kusut-masai
Di benaknya menggelegar suara mesin
Kuyu matanya membayangkan
Buruh-buruh yang berangkat pagi
Pulang petang
Hidup pas-pasan
Gaji kurang
Dicekik kebutuhan
Suti meraba wajahnya sendiri
Tubuhnya makin susut saja
Makin kurus menonjol tulang pipinya
Loyo tenaganya
Bertahun-tahun dihisap kerja
Suti batuk-batuk lagi
Ia ingat kawannya
Sri yang mati
Karena rusak paru-parunya
Suti meludah
Dan lagi-lagi darah
Suti memejamkan mata
Suara mesin kembali menggemuruh
Bayangan kawannya bermunculan
Suti menggelengkan kepala
Tahu mereka dibayar murah
Suti meludah
Dan lagi-lagi darah
Suti merenungi resep dokter
Tak ada uang
Tak ada obat
Solo, 27 februari 88

Apa yang berharga dari puisiku
Apa yang berharga dari puisiku
Kalau adikku tak berangkat sekolah
Karena belum membayar spp
Apa yang berharga dari puisiku
Kalau becak bapakku tiba-tiba rusak
Jika nasi harus dibeli dengan uang
Jika kami harus makan
Dan jika yang dimakan tidak ada?
Apa yang berharga dari puisiku
Kalau bapak bertengkar dengan ibu
Ibu menyalahkan bapak
Padahal becak-becak terdesak oleh bis kota
Kalau bis kota lebih murah siapa yang salah?
Apa yang berharga dari puisiku
Kalau ibu dijiret utang
Kalau tetangga dijiret utang?
Apa yang berharga dari puisiku
Kalau kami terdesak mendirikan rumah
Di tanah-tanah pinggir selokan
Sementara harga tanah semakin mahal
Kami tak mampu membeli
Salah siapa kalau kami tak mampu beli tanah?
Apa yang berharga dari puisiku
Kalau orang sakit mati di rumah
Karena rumah sakit yang mahal
Apa yang berharga dari puisiku
Kalau yang kutulis makan waktu berbulan-bulan
Apa yang bisa kuberikan dalam kemiskinan yang menjiret kami?
Apa yang telah kuberikan
Kalau penonton baca puisi memberi keplokan
Apa yang telah kuberikan
Apa yang telah kuberikan?
Semarang, 6 maret 86

Mendongkel orang-orang pintar
Kudongkel keluar
Orang-orang pintar
Dari dalam kepalaku
Aku tak tergetar lagi
Oleh mulut-mulut orang pintar
Yang bersemangat ketika berbicara
Dunia bergerak bukan karena omongan
Para pembicara dalam ruang seminar
Yang ucapannya dimuat
Di halaman surat kabar
Mungkin pembaca terkagum-kagum
Tapi dunia tak bergerak
Setelah surat kabar itu dilipat
Kampung halaman solo, 8 september 1993

Kota ini milik kalian
Di belakang gedung-gedung tinggi
Kalian boleh tinggal
Kalian bebas tidur di mana-mana kapan saja
Kalian bebas bangun sewaktu kalian mau
Jika kedinginan karena gerimis atau hujan
Kalian bisa mencari hangat
Di sana ada restoran
Kalian bisa tidur dekat kompor penggorengan
Bakmi ayam dan babi
Denting garpu dan sepatu mengkilap
Di samping sedan-sedan dan mobil-mobil bikinan jepang
Kalian bisa mandi kapan saja
Sungai itu milik kalian
Kalian bisa cuci badan dengan limbah-limbah industri
Apa belum cukup terang benderang itu
Lampu merkuri taman
Apa belum cukup nyaman tidur di bawah langit kawan
Kota ini milik kalian
Kecuali gedung-gedung tembok pagar besi itu; jangan!

Pesan sang ibu
Tatkala aku menyarungkan pedang
Dan bersimpuh di atas pangkuanmu,
Tertumpah rasa kerinduanku pada sang ibu
Tangannya yang halus mulus membelai kepalaku, bergetarlah seluruh jiwa ragaku
Musnahlah seluruh api semangat juangku
Namun sang ibu berkata” anakku sayang, apabila kakimu sudah melangkah di tengah  padang, tancapkanlah kakimu dalam2 dan tetaplah terus bergumam sebab gumam adalah mantra dari dewa-dewa, gumam mengandung ribuan makna.”
“apabila gumam sudah menyatu dengan jiwa raga, maka gumam akan berubah menjadi teriakan-teriakan. Yang nantinya akan berubah menjadi gelombang salju yang besar yang nantinya akan mampu merobohkan isrtana yang penuh kepalsuan gedung-gedung yang dihuni kaum munafik”
“tatanan negeri ini sudah hancur anakku”
“dihancurkan oleh sang penguasa negeri ini
Mereka hanya bisa bersolek di depan kaca tapi membiarkannya punggungnya penuh noda dan penuh lendir hitan yang baunya kemana mana
Mereka selalu menyemprot kemaluannya denang parfum luar negeri
Di luar berbau wangi di dalam penuh dengan bakteri
Dan hebatnya sang penguasa negeri ini pandai bermaniin akrobat
Tubuhnya mampu dilipat-lipat yang akhirnya. Pantat dan kemaluannya sendiri mampu dijilat-jilat
Anakku apabila pedang sudah dicabut janganlah surut janganlah bicara soal menang dan kalah, sebab menang dan kalah hanyalah mimpi-mimpi, mimpi-mimpi muncul dari sebuah keinginan,
Keinginan hanyalah sebuah khayalan , yang akan melahirkan harta dan kekuasaan.
Harta dan kekuasaan hanyalah balon-balon sabun yang terbang di udara
Anakku asahlah pedangmu, ajaklah mereka bertarung di tengah padang, lalu tusukkan pedangmu di tengah-tengah selangkangan mereka. Biarkan darah tertumpah di negeri ini”
Satukan gumammu menjadi revolusi!!!

Aku masih utuh dan kata-kata belum binasa
Aku bukan artis pembuat berita
Tapi aku memang selalu kabar buruk buat
Penguasa
Puisiku bukan puisi
Tapi kata-kata gelap
Yang berkeringat dan berdesakan
Mencari jalan
Ia tak mati-mati
Meski bola mataku diganti
Ia tak mati-mati
Meski bercerai dengan rumah
Ditusuk-tusuk sepi
Ia tak mati-mati
Telah kubayar yang dia minta
Umur-tenaga-luka
Kata-kata itu selalu menagih
Padaku ia selalu berkata
Kau masih hidup
Aku memang masih utuh
Dan kata-kata belum binasa
(wiji thukul.18 juni 1997)

Penyair
Jika tak ada mesin ketik
aku akan menulis dengan tangan
jika tak ada tinta hitam
aku akan menulis dengan arang
jika tak ada kertas
aku akan menulis pada dinding
jika aku menulis dilarang
aku akan menulis dengan
tetes darah!
Sarang jagat teater 19 januari 1988
sumber : Wordpress.com